Di tengah hiruk-pikuk dunia pendidikan, ada kisah-kisah kepahlawanan yang sering terabaikan. Ini adalah kisah-kisah guru, yang setiap hari menghadapi tantangan besar dalam upaya mereka membantu siswanya. Mereka mungkin tak sepopuler pahlawan fiksi, tetapi mereka adalah pahlawan sejati yang memainkan peran penting dalam membentuk masa depan anak-anak yang memerlukan perhatian khusus.

Dalam sebuah studi yang penuh inspirasi yang dilakukan oleh Lambros Lazuras dari South-East European Research Centre (SEERC) di Thessaloniki, Yunani, kita akan mencoba mengungkap misteri yang melingkupi stres yang dialami oleh para guru.. Dalam perjalanan ini, kita akan menemukan bukan hanya stres yang mereka hadapi, tetapi juga panduan berharga yang dapat mengarah pada perubahan kebijakan di masa depan.

Cerita para guru ini adalah cerita keberanian dan ketabahan. Mereka menerima tugas tak biasa, di mana anak-anak dengan berbagai tantangan, mulai dari hambatan fisik dan mental, membutuhkan perhatian khusus. Setiap hari, mereka menjadi perancang rencana pembelajaran, penyokong emosional, dan pejuang untuk hak setiap siswa menerima pendidikan yang setara dan bermakna. Namun, dengan tugas ini, sering kali datang tingkat stres yang sangat tinggi.

Studi ini dimulai ketika 70 guru dari sekolah-sekolah di Yunani menjadi bagian dari studi  ini. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner yang menggambarkan stres yang mereka alami dalam pekerjaan mereka, tentang stres dalam pekerjaan mereka, seperti konflik antarpribadi, hambatan organisasional, beban kerja yang menumpuk, perasaan negatif yang terkait dengan pekerjaan, dan dampak pada kesehatan mereka. 

Hal  ini kemudian memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana berbagai sumber stres dalam pekerjaan guru saling berhubungan. Misalnya, konflik antarpribadi dapat memengaruhi beban kerja mereka, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka. Dengan pemahaman ini, kita bisa merancang program dukungan yang lebih efektif dan berfokus pada kebutuhan sebenarnya.

Kisah para guru ini juga memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik dalam mengatasi stres mereka. Ini bukan hanya tentang mengurangi beban kerja mereka, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengakui peran penting mereka dalam pendidikan.

Stres guru  adalah masalah yang serius yang harus mendapatkan perhatian yang lebih besar. Mereka adalah pilar dalam membangun masa depan anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada mereka dan membantu mereka mengatasi stres mereka.

Dalam kesimpulan, studi ini membawa kita lebih dekat pada pemahaman tentang stres guru dan memberikan landasan untuk tindakan selanjutnya. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk mengakui dan mendukung guru dalam misi mulia mereka, yang tak pernah lepas dari stres dan dedikasi mereka. Ini adalah pengingat akan perjuangan guru, yang menjadi cahaya harapan bagi anak-anak yang memerlukan perhatian khusus.

Referensi :

• Lambros Lazuras. (2006, November). Occupational stress, negative affectivity and physical health in special and general education teachers in Greece.
• Inge Bogaert, K. De Martelaer, B. Deforche, P. Clarys, E. Zinzen. (2014, May 30). Associations between different types of physical activity and teachers’ perceived mental, physical, and work-related health.  BMC Public Health
• I. Schonfeld, R. Bianchi, Peter Luehring-Jones. (2017). Consequences of Job Stress for the Mental Health of Teachers.